Terbatas,
Benar-benar terbatas waktu tersisa,
dengan teganya, ia terus berlari,
dengan ganas, semakin tak terkejar.
Letih,
benar-benar letih raga ini,
berlari dan terus berlari,
mengejar waktu,
memburu kesempatan satu-satu.
Bisa saja aku menyerah,
melepas semua impian ini,
dan kembali hidup seperti dulu,
pemimpi yang terlelap tidur.
Ingin sekali rasanya kulepas semua ini,
kembali ke masa lampau,
mengais-ngais cinta yang ku kubur dalam-dalam,
yang telah kubunuh dengan kejam,
Bisa saja aku menyerah,
melupakan perjuangan yang telah kulakukan,
dan menumpahkan air mata penyesalan,
penyesalan yang mungkin tak terlupakan,
Tapi aku tetap berlari,
dan berjalan meski tertatih,
start point sudah jauh di belakang,
dan final point masih jauh di depan,
tekatku bulat, aku tidak akan menyerah,
kesempatan tetap kuburu,
tapi aku hanya ragu,
mana yang harus ku lakukan dahulu?
Dea, Surakarta 20 Oktober 2011
Benar-benar terbatas waktu tersisa,
dengan teganya, ia terus berlari,
dengan ganas, semakin tak terkejar.
Letih,
benar-benar letih raga ini,
berlari dan terus berlari,
mengejar waktu,
memburu kesempatan satu-satu.
Bisa saja aku menyerah,
melepas semua impian ini,
dan kembali hidup seperti dulu,
pemimpi yang terlelap tidur.
Ingin sekali rasanya kulepas semua ini,
kembali ke masa lampau,
mengais-ngais cinta yang ku kubur dalam-dalam,
yang telah kubunuh dengan kejam,
Bisa saja aku menyerah,
melupakan perjuangan yang telah kulakukan,
dan menumpahkan air mata penyesalan,
penyesalan yang mungkin tak terlupakan,
Tapi aku tetap berlari,
dan berjalan meski tertatih,
start point sudah jauh di belakang,
dan final point masih jauh di depan,
tekatku bulat, aku tidak akan menyerah,
kesempatan tetap kuburu,
tapi aku hanya ragu,
mana yang harus ku lakukan dahulu?
Dea, Surakarta 20 Oktober 2011