Pelajaran geografi, saya yakin, sudah di ajarkan bahkan sejak kita masih duduk di bangku SD bukan? Di SMP kita juga dapat pelajaran geografi hingga SMA(khusus anak social). Walaupun udah lupa-lupa ingat, mungkin malah banyak lupanya, saya yakin kita masih inget kan, paling nggak, di kelas geografi itu kita biasanya belajar apa? Yup! Belajar tentang bumi, tempat kita menapakkan kaki, dengan fenomena alam dan sosialnya. Melalui pelajaran geografi, kita juga tahu, mengenal, bahkan akrab dengan buku berisi peta-peta atau lebih populernya Atlas. Dari Atlas, kita di tunjukan dimana letak Negara kita? Atau minimal diajak tahu propinsi-propinsi di Indonesia plus ibukotanya.

Nah… ngomong-ngomong soal ibukota propinsi nih, saya punya cerita pengalaman pribadi mengenai ibukota propinsi Jawa Tengah dimana saya lahir dan tinggal hingga saat ini. Hayooo siapa yang tahu Ibukota propinsi Jawa Tengah itu dimana???? ibukota propinsi Jawa Tengah adalah Semarang, namun, entah karena saking nggak populernya kota saya yang tercinta ini atau saking kupernya lawan bicara saya di cerita dibawah sampai-sampai Semarang pun bisa pindah ke propinsi lain dalam sekejap! Hahahaa… gini nih ceritanya…

Hari minggu lalu tepatnya tanggal 6 maret 2010, saya lagi main kerumah sahabat saya untuk bikin birthday surprise buat si Onta pakistan. Trus ceritanya saya curhat nih ke sahabat saya,” ke, aku nggak bisa facebookan dari hape nih..”
“lhah, ko isoo?,” maksudnya kok bisa?, jawab ikke, sahabat saya tadi.
“kemaren kan abis tag install in lagi, jadi konfigurasi internetnya ilang semua, trus aku daftarin ga di bales-bales sama I*****t”, curhat saya.
“udah telpon ke 1**?,” Tanya ikke.
“3** to?”
“heh.. ngawur! 1** yow!, wong kemaren aku ngomel-ngomel masalah NSP aja ke 1** ogh… telpon aja, sekali telpon Cuma 400,” saran ikke.

Akhirnya saya coba telpon ke nomer customer service operator GSM tadi, itung-itung iseng-iseng siang bolong. Percobaan complaint saya yang pertama lancar, tidak ada hal yang aneh. Hanya saja, ternyata si mbak customer service representative tadi salah kasih keyword buat aktivasi internetnya. Trus, saya coba sekali lagi telpon ke customer service nya lagi.
…when I see your face, there’s not a thing that I want change, ‘cuz you’re amazing… just the way you are.. ceritanya kan ada NSP nya.
“selamat siang, ada yang bisa dibantu, dengan siapa?,” sambut mbak operator tapi beda mbak dengan yang pertama tadi.
“eee.. siang mbak, dengan Dea,” jawab saya sok penting.
“dengan ibu Dea, nomornya berapa?,” GILA thu mbak, dia pikir saya udah emak-emak?!
“085740******,” jawab saya tenang meskipun rada dongkol, males juga debat sama operator Cuma masalah panggilan.
Si mbak customer service representative tadi mengulang nomor saya, kemudian menanyakan apa keluhan saya dan untuk ketiga kalinya dalam sehari saya menceritakan masalah konfigurasi internet dari ponsel saya. Setelah merecek sana dan sini, situ dan sono, apa, dimana, kapan, siapa, dan bagaimana, akhirnya si mbak operator menanyakan…
“ibu Dea, saat ini berada di mana ya?,” tanya mbak operator.
“di daerah Mranggen, mbak. Semarang timur ke timuuurrrrr lagi!,” jawab saya tanpa pernah berfikir kalau operatornya bukan orang jawa.
“itu di daerah Jawa Tengah atau Jawa Timur ya, ibu?,” Tanya si operator lagi. Tanpa merasa curiga, saya hanya berfikir mungkin si operator tadi kelewatan dengar kata Semarang.
“Jawa Tengah, mbak. Nomor saya nomor Semarang,” jawab saya, tanpa pernah berfikir kalau mbak operator akan menayakan pertanyaan yang menjadi alasan kenapa saya menulis ini.
“Semarang itu di Jawa Timur ya, ibu?,”
HAH?? Saya hanya bisa melongo tanpa ekspresi dan menjawab dengan lemah lembut selembut putri Solo,” Semarang itu di Jawa Tengah, mbak.”
Kemudian mbak operator tadi menjelaskan prosedur pengiriman konfigurasi dengan gaya sok cool, padahal saya yakin wajahnya udah semerah strawberry.
HAHAHAHAHAHA… kalau Semarang ibukota jawa timur, Surabaya ditaruh dimana?


Leave a Reply